Sabtu, 20 Maret 2010

Tempatkanlah dirimu dalam sebuah situasi di mana kamu “mungkin” gagal; dan kamu kelak punya lebih banyak alasan untuk merayakan kesuksesanmu

MENJADI APAPUN DIRIMU

Menjadi karang-lah, meski tidak mudah.
Sebab ia 'kan menahan sengat binar mentari yang garang. Sebab ia 'kan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah. Sebab ia 'kan melawan bayu yang keras menghembus dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan. Sebab ia 'kan menahan hempas badai yang datang menggerus terus-menerus dan coba melemahkan keteguhannya. Sebab ia 'kan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus.Sebab ia 'kan berdiri
tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemu dan bosan.


Menjadi pohon-lah yang tinggi menjulang, meski itu tidak mudah.
Sebab ia 'kan tatap tegar bara mentari yang terus menyala setiap siangnya. Sebab ia 'kan meliuk halangi angin yang bertiup kasar. Sebab ia 'kan terus menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia 'kan hujamkan akar yang kuat untuk menopang. Sebab ia 'kan menahan gempita hujan yang coba merubuhkan.
Sebab ia 'kan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengenyangkan. Sebab ia 'kan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia 'kan berikan tempat berlindung dengan rindang
daun-daunnya.


Menjadi paus-lah, meski itu tak mudah.
Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera. Sebab besar tubuhnya 'kan menakutkan musuh yang coba mengganggu. Sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya.


Menjadi elang-lah, dengan segala kejantanannya, meski itu juga tidak mudah. Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit. Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia harus melawan
angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkeram mangsa. Sebab ia
harus menjelajah cakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah.


Menjadi melati-lah, meski tampak tak bermakna.
Sebab ia 'kan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan.
Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar.
Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu
karena pahami hakikat hidupnya.


Menjadi mutiara-lah, meski itu tak mudah.
Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab ia begitu indah dipandang mata.
Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam.


Menjadi kupu-kupulah, meski itu tak mudah pula.
Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini. Sebab ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba saat
untuk keluar.



Karang akan hadapi hujan, terik sinar mentari, badai, juga gelombang.
Elang akan menembus lapis langit, mengangkasa jauh, melayang tinggi dan tak pernah lelah untuk terus mengembara dengan bentangan sayapnya.
Paus akan menggetarkan samudera hanya dengan sedikit gerakan. Pohon akan hadapi petir, deras hujan, silau matahari, namun selalu berusaha menaungi.
Melati ikhlas 'tuk selalu menerima keadaannya, meski tak terhitung pula bunga-bunga lain dengan segala kecantikannya.
Kupu-kupu berusaha bertahan, meski saat-saat diam adalah kejenuhan.
Mutiara tak memudar kelam, meski pekat lingkungan mengepungnya di
kiri-kanan, depan dan belakang.


Tapi karang menjadi kokoh dengan segala ujian. Elang menjadi tangguh, tak hiraukan lelah tatkala terbang melintasi bermilyar kilo bentang cakrawala. Paus
menjadi kuat dengan besar tubuhnya dalam luas samudera. Pohon tetap menjadi naungan meski ia hadapi beribu gangguan. Melati menjadi bijak dengan dada yang lapang, dan justru terlihat indah dengan segala kesederhanaan.
Mutiara tetap bersinar dimanapun ia terletak, dimanapun ia berada. Kupu-kupu hadapi cerah dunia meskipun lalui perjuangan panjang dalam
kesendirian.


Menjadi apapun dirimu..., bersyukurlah selalu. Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau yakini kekuatanmu. Sebab kau sadari kelemahanmu.
Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara
yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang kau mau. Tapi, tetaplah sadari bahwa kita adalah hambaNya. .....


KISAH ANAK AYAM DAN RAJAWALI


Alkisah, di suatu perkampungan hiduplah seorang pemburu. Suatu hari dia naik ke bukit yang penuh batu cadas untuk menangkap rajawali. Sesampai di sarang rajawali, dia hanya menemukan sebutir telur. Daripada pulang sia-sia, telur tersebut dibawanya pulang dan diletakkannya di induk ayam yang sedang mengeram. Singkat cerita, semua telur yang dieramkan menetas, anak ayam muncul satu-satu, begitu juga dengan anak rajawali. Hari demi hari dilalui sang rajawali dengan perilaku ayam, karena dia mengira dirinya ayam. Ia mengais-ngais tanah, memakan cacing, bermain di selokan, dan segala perilaku layaknya seekor ayam. Suatu hari, rajawali dan anak-anak ayam itu dikejar-kejar musang, mereka lari terbirit-birit, dan bersembunyi. Di tengah-tengah kepanikan dan ketakutan luar biasa itu, sang anak rajawali menengadah ke langit, dan terlihat olehnya seekor burung rajawali dewasa terbang gagah membelah awan. Terlintas dalam benaknya, ia ingin terbang seperti rajawali itu, begitu gagah dan perkasa tampaknya, dan ia mulai mencoba mengepak-ngepakkan sayapnya katika tiba-tiba anak ayam lain berceloteh: "hey, sedang apa kau?? Kita ini ayam, bukan rajawali, dan ayam itu tidak bisa terbang, selamanya ayam tidak akan pernah bisa terbang "semangat anak rajawali pun surut dan cita2nya mundur teratur, dan dia ikut bersembunyi bersama anak ayam lainnya.

Karena "ketidaktahuan", banyak orang melewati hidupnya dengan sia-sia. Sadari kemampuan diri sendiri, hati-hati terhadap 'nasehat' yang menghambat, kembangkan potensi 'Rajawali' yang ada dalam diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar